Umur ku sudah hampir 25tahun tapi baru kali ini aku sadar bahwa ciuman pun aku tak tahu bagaimana rasanya. Tapi tak ada sedikitpun ingatanku yang menyatu. Semua hanya sisa-sisa pahit kehilangan Dian dan ayah.
Bagaimana kabar Dian , yah? Aku tak tahu harus kemana mencari nya . Ibu tidak mau memberitahukan ku dan tidak ada satupun kaki tangan orang tua ku yang mengetahui keberadaannya.
Disaat aku bertanya mengenai Dian kepada ibu , dia hanya terdiam . Aku tak bisa memaksa nya untuk berbicara . Itu akan membuatnya semakin merasakan beban. Beban yang sama sekali aku tidak ketahui apa sebenarnya yang ada dipikiran ibu selama ini.
" Halo , son. Maaf baru aku telepon , nih . " Silvi bangkit dari tempat duduknya dan menikmati pandangan diluar jendela kaca .
" Sudah kamu pikirkan mengenai rencana liburan kita? "
Silvi terlihat kembali berpikir dengan keputusan yang baru dia buat tadinya sebelum menelepon Elson . Pertanyaan Elson membuat dia kembali bimbang . Tapi akhirnya Silvi pun menjawab , " Baiklah , kita berlibur bersama . Tapi gw gak bisa 1minggu , paling tidak 3 sampai 4 hari saja. Ada pekerjaan yang tak bisa ditunda lama . "
" Baiklah , 3 harian sudah cukup . Akan aku kabari pastinya kapan kita berangkat . "
" Aku tunggu kabar darimu . "
Silvi pun kembali duduk dan merebahkan badannya ke kursi . Tak lama Ibu nya mendadak masuk ke kantor nya . Silvi memastikan bahwa itu benar ibu nya , dan mulai berdiri menyapa.
" Ibu , kenapa mendadak datang kemari ? " Ibu mulai duduk dan mendesah kecil , " Ada apa bu ? "
Silvi terlihat khawatir , ini pertama kalinya Ibu datang ke kantornya .
" Ibu hanya bosan dirumah . Apa kamu sibuk ? "Ibu mulai duduk , Silvi duduk bersebelahan dengannya .
Silvi tersenyum kecil , terlihat dari wajahnya yang lega karena akhirnya ibu bisa merasa bosan sendirian .
" Tidak kok , bu . Ibu ingin keluar jalan-jalan ? Aku punya banyak waktu , mungkin kita bisa pergi shopping bersama ? "
Ibu menatap Silvi dengan tatapan sedih dan juga kecewa . Dia kecewa karena sudah mengacuhkan anak pertamanya yang paling dia sayang selama bertahun-tahun .
" Ibu minta maaf , Vi . Kamu sekarang sudah dewasa , sudah berbeda dan ibu baru sadar hari ini . " Ibu meneteskan air matanya.
Silvi tersenyum dan mengenggam tangan ibunya , " Ibu ini gimana sih , tentu saja Silvi sudah dewasa . Hahaa , Kita ke mall , yuk ? " Ibunya mengangguk senyum dan membasuh air matanya dengan sapu tangan yang sudah dipegangnya sejak masuk ke kantor Silvi .
Selesai menemani ibu berbelanja , Aku dan Ibu meluangkan waktu untuk makan di sebuah restoran lokal . Ibu dulu sering kemari dan ibu ingin kembali lagi bernostalgia denganku disini .
" Ibu masih ingat dulu kamu selalu rewel kalau diajak kemari . " Ibu mulai merasa nyaman dan kembali seperti seorang ibu yang normal .
" Ah , ibu bisa aja . Aku sendiri nggak ingat , loh . "
Setelah memesan makanan dan minuman , ibu mulai terlihat serius . " Kamu sudah mempunyai kekasih ? "
Aku termasuk seorang yang pemalu , apalagi jika membahas hal seperti ini .
" Belum , bu . Belum aku pikirkan untuk berpacaran . "
" Kenapa ? Kamu sudah boleh mencari pasangan kamu , Vi . Ibu ingin melihat kamu menikah . "
Aku merasa tidak nyaman dengan percakapan ini , tapi ini hal yang wajar ibu sebagai orang tua ku bertanya dan meningingkan anaknya segera menikah . " Iya , bu . Tapi tidak secepat itu aku menikah . Mungkin masih lama , hmm... 5tahun lagi?? " Aku tertawa kecil , tapi ibu menatap ku dengan serius .
" Kalau bisa , tahun depan kamu segera menikah . Kalau tidak salah Elson , dia masih berhubungan dekat dengan kamu bukan ? Orang tua nya kadang ada menelepon ke rumah untuk mengobrol dengan ibu. "
Aku terkejut ketika ibu menganjurkan tahun depan menikah , apalagi mengenai orang tua Elson yang sering mengobrol dengan ibu . Sepertinya selalu ada rahasia di keluarga ku .
Silvi terdiam sejenak , dan mulai menjawab " Jadi , ibu dengan orang tua Elson sudah dekat yah ? " sambil memberi senyuman manis agar suasana tidak menengang . Ibu juga terlihat tersenyum , " Iya , vi . Elson kurang apa coba ? Dia tampan , baik lagi . Orang tua nya juga ramah . "
Aku hanya bisa tersenyum dan untungnya makanan pesanan kami telah tiba . Aku tidak perlu mengalihkan pembicaraan kami ke topik lain . " Ini enak tampaknya . " senyum aku .
********************************************************************************
Seminggu kemudian Elson menghampiriku di kantor , dia terlihat begitu rapi hari ini .
" Kamu rapi banget , mau kemana ? "
Elson bergaya , " Bilang saja aku tampan , itu lebih enak didengar . "
Kami berdua tertawa kecil , " Aku ada acara , teman ku baru tiba dari Singapore . Dia yang bakalan menemani kita nantinya . "
" Oh , kita tidak hanya berdua ? " Maksud aku , itu lebih bagus .
" Jadi kamu hanya ingin berdua ? " Elson mulai menggoda ku .
" Enggak , lebih ramai lebih bagus . Soalnya aku canggung kalau hanya kita berdua . "
" Tidak ramai , hanya berempat . Dia dengan pacarnya . "
" It's okay " Silvi membereskan meja kerja nya
" Aku antar pulang , yah ? Pas banget acara nya dekat dengan rumah mu . Aku antar kamu pulang dan menunggu mu siap lalu kita pergi bersama . "
Silvi terhenti , " Kamu mengajakku ke sebuah acara yang aku sama sekali tidak kenal satu pun teman mu , lagi . Dan kenapa sih selalu mendadak ??? " lalu melanjutkan kembali mengambil berkas-berkas yang belum kelar dibacanya untuk dilanjutkan dirumah .
" Ayolah , setidaknya ada bagusnya kalian berkenalan terlebih dahulu sebelum kita berlibur . Biarkan teman ku yang lain , anggap saja tidak ada . Anggap saja hanya kita berempat sebelum berlibur saling mengenal . "
Aku tidak bisa menerima ajakkannya , " Maaf , Son . Malam ini aku dan ibu punya acara berdua dirumah . "
" Loh , tumben . "
" Iya , Ibu akhir-akhir ini sudah mulai terbuka . Mungkin merasa kesepian , aku nggak mau melewati kesemmpatan seperti ini . " Silvi pun siap untuk pulang .
" Baiklah "
Elson mengikuti Silvi keluar dair kantor dan menjemputnya pulang ke rumah .
Sesampainya di rumah
" Makasih yah .. Aku masuk dulu . "
" Vi ... " Elson meraih lengan Silvi . " Ya ? "
" Titip salam kepada Ibumu . " Silvi tersenyum mengangguk , lalu masuk ke dalam rumah .
Ternyata Ibu nya sudah memergoki Silvi dari dalam rumah , " Kenapa nggak kamu ajak dia masuk ? "
" Ibu ! " Silvi terkejut , " Kenapa berdiri disana sih , bikin aku terkejut saja . Dia ada acara dengan teman-temannya . "
" Oh ya , ibu sudah masak makanan kesukaan kamu . Cepat pergi mandi , gih . Ibu siapin makan malamnya . "
" Oke , Bu ! "
Malam ini Ibu semakin terlihat berbeda semenjak minggu lalu , aku begitu senang akhirnya Ibu mulai terbuka . Sepertinya pelan-pelan kehidupanku mulai berubah . Apakah aku juga akan jatuh cinta ? Entah mengapa sekarang aku mulai berpikir mengenai hubungan percintaan . Tapi , aku lebih banyak berpikir mengenai Dian . Akankah Ibu bercerita mengenai dia jika aku tanyakan nanti ?
Sebelum aku tidur Elson menelepon .
" Vi , lusa kita berangkat , yah . "
" Apa ???? Lusa ???? Kamu nggak salah ? "
" Kenapa ? Kamu nggak bisa ? "
" Terlalu mendadak , kamu ini . Hmmmm ... "
" Kamu tidak sesibuk yang aku tau deh , Vi . Aku tau kamu bisa , hanya tidak siap saja . Bener kan ? "
Elson selalu tau sifat ku . " Oke lah , lusa . Oke nggak masalah . "
" Wah , Silvi sekarang sudah banyak perubahan yah . Oh ya ! Kita hanya bertiga , teman ku tidak jadi membawa pacarnya . "
" Kenapa pacarnya ? Mereka marahan ? "
" Enggak , biasalah . Temen aku rada playboy . Hahaaa , Yan memang selalu seperti itu . "
" Yan ? "
" Ya ? Oh , iya nama panggilan teman ku . Eh , Vi .. Aku harus pergi dulu , sekarang aku masih di pesta . Bye . "
Silvi terlihat senang dan juga bingung .
Apakah dia Yan yang barusan aku jumpai ?
********************************************************************************
KLIK --> PART 4
" Halo , son. Maaf baru aku telepon , nih . " Silvi bangkit dari tempat duduknya dan menikmati pandangan diluar jendela kaca .
" Sudah kamu pikirkan mengenai rencana liburan kita? "
Silvi terlihat kembali berpikir dengan keputusan yang baru dia buat tadinya sebelum menelepon Elson . Pertanyaan Elson membuat dia kembali bimbang . Tapi akhirnya Silvi pun menjawab , " Baiklah , kita berlibur bersama . Tapi gw gak bisa 1minggu , paling tidak 3 sampai 4 hari saja. Ada pekerjaan yang tak bisa ditunda lama . "
" Baiklah , 3 harian sudah cukup . Akan aku kabari pastinya kapan kita berangkat . "
" Aku tunggu kabar darimu . "
Silvi pun kembali duduk dan merebahkan badannya ke kursi . Tak lama Ibu nya mendadak masuk ke kantor nya . Silvi memastikan bahwa itu benar ibu nya , dan mulai berdiri menyapa.
" Ibu , kenapa mendadak datang kemari ? " Ibu mulai duduk dan mendesah kecil , " Ada apa bu ? "
Silvi terlihat khawatir , ini pertama kalinya Ibu datang ke kantornya .
" Ibu hanya bosan dirumah . Apa kamu sibuk ? "Ibu mulai duduk , Silvi duduk bersebelahan dengannya .
Silvi tersenyum kecil , terlihat dari wajahnya yang lega karena akhirnya ibu bisa merasa bosan sendirian .
" Tidak kok , bu . Ibu ingin keluar jalan-jalan ? Aku punya banyak waktu , mungkin kita bisa pergi shopping bersama ? "
Ibu menatap Silvi dengan tatapan sedih dan juga kecewa . Dia kecewa karena sudah mengacuhkan anak pertamanya yang paling dia sayang selama bertahun-tahun .
" Ibu minta maaf , Vi . Kamu sekarang sudah dewasa , sudah berbeda dan ibu baru sadar hari ini . " Ibu meneteskan air matanya.
Silvi tersenyum dan mengenggam tangan ibunya , " Ibu ini gimana sih , tentu saja Silvi sudah dewasa . Hahaa , Kita ke mall , yuk ? " Ibunya mengangguk senyum dan membasuh air matanya dengan sapu tangan yang sudah dipegangnya sejak masuk ke kantor Silvi .
Selesai menemani ibu berbelanja , Aku dan Ibu meluangkan waktu untuk makan di sebuah restoran lokal . Ibu dulu sering kemari dan ibu ingin kembali lagi bernostalgia denganku disini .
" Ibu masih ingat dulu kamu selalu rewel kalau diajak kemari . " Ibu mulai merasa nyaman dan kembali seperti seorang ibu yang normal .
" Ah , ibu bisa aja . Aku sendiri nggak ingat , loh . "
Setelah memesan makanan dan minuman , ibu mulai terlihat serius . " Kamu sudah mempunyai kekasih ? "
Aku termasuk seorang yang pemalu , apalagi jika membahas hal seperti ini .
" Belum , bu . Belum aku pikirkan untuk berpacaran . "
" Kenapa ? Kamu sudah boleh mencari pasangan kamu , Vi . Ibu ingin melihat kamu menikah . "
Aku merasa tidak nyaman dengan percakapan ini , tapi ini hal yang wajar ibu sebagai orang tua ku bertanya dan meningingkan anaknya segera menikah . " Iya , bu . Tapi tidak secepat itu aku menikah . Mungkin masih lama , hmm... 5tahun lagi?? " Aku tertawa kecil , tapi ibu menatap ku dengan serius .
" Kalau bisa , tahun depan kamu segera menikah . Kalau tidak salah Elson , dia masih berhubungan dekat dengan kamu bukan ? Orang tua nya kadang ada menelepon ke rumah untuk mengobrol dengan ibu. "
Aku terkejut ketika ibu menganjurkan tahun depan menikah , apalagi mengenai orang tua Elson yang sering mengobrol dengan ibu . Sepertinya selalu ada rahasia di keluarga ku .
Silvi terdiam sejenak , dan mulai menjawab " Jadi , ibu dengan orang tua Elson sudah dekat yah ? " sambil memberi senyuman manis agar suasana tidak menengang . Ibu juga terlihat tersenyum , " Iya , vi . Elson kurang apa coba ? Dia tampan , baik lagi . Orang tua nya juga ramah . "
Aku hanya bisa tersenyum dan untungnya makanan pesanan kami telah tiba . Aku tidak perlu mengalihkan pembicaraan kami ke topik lain . " Ini enak tampaknya . " senyum aku .
********************************************************************************
Seminggu kemudian Elson menghampiriku di kantor , dia terlihat begitu rapi hari ini .
" Kamu rapi banget , mau kemana ? "
Elson bergaya , " Bilang saja aku tampan , itu lebih enak didengar . "
Kami berdua tertawa kecil , " Aku ada acara , teman ku baru tiba dari Singapore . Dia yang bakalan menemani kita nantinya . "
" Oh , kita tidak hanya berdua ? " Maksud aku , itu lebih bagus .
" Jadi kamu hanya ingin berdua ? " Elson mulai menggoda ku .
" Enggak , lebih ramai lebih bagus . Soalnya aku canggung kalau hanya kita berdua . "
" Tidak ramai , hanya berempat . Dia dengan pacarnya . "
" It's okay " Silvi membereskan meja kerja nya
" Aku antar pulang , yah ? Pas banget acara nya dekat dengan rumah mu . Aku antar kamu pulang dan menunggu mu siap lalu kita pergi bersama . "
Silvi terhenti , " Kamu mengajakku ke sebuah acara yang aku sama sekali tidak kenal satu pun teman mu , lagi . Dan kenapa sih selalu mendadak ??? " lalu melanjutkan kembali mengambil berkas-berkas yang belum kelar dibacanya untuk dilanjutkan dirumah .
" Ayolah , setidaknya ada bagusnya kalian berkenalan terlebih dahulu sebelum kita berlibur . Biarkan teman ku yang lain , anggap saja tidak ada . Anggap saja hanya kita berempat sebelum berlibur saling mengenal . "
Aku tidak bisa menerima ajakkannya , " Maaf , Son . Malam ini aku dan ibu punya acara berdua dirumah . "
" Loh , tumben . "
" Iya , Ibu akhir-akhir ini sudah mulai terbuka . Mungkin merasa kesepian , aku nggak mau melewati kesemmpatan seperti ini . " Silvi pun siap untuk pulang .
" Baiklah "
Elson mengikuti Silvi keluar dair kantor dan menjemputnya pulang ke rumah .
Sesampainya di rumah
" Makasih yah .. Aku masuk dulu . "
" Vi ... " Elson meraih lengan Silvi . " Ya ? "
" Titip salam kepada Ibumu . " Silvi tersenyum mengangguk , lalu masuk ke dalam rumah .
Ternyata Ibu nya sudah memergoki Silvi dari dalam rumah , " Kenapa nggak kamu ajak dia masuk ? "
" Ibu ! " Silvi terkejut , " Kenapa berdiri disana sih , bikin aku terkejut saja . Dia ada acara dengan teman-temannya . "
" Oh ya , ibu sudah masak makanan kesukaan kamu . Cepat pergi mandi , gih . Ibu siapin makan malamnya . "
" Oke , Bu ! "
Malam ini Ibu semakin terlihat berbeda semenjak minggu lalu , aku begitu senang akhirnya Ibu mulai terbuka . Sepertinya pelan-pelan kehidupanku mulai berubah . Apakah aku juga akan jatuh cinta ? Entah mengapa sekarang aku mulai berpikir mengenai hubungan percintaan . Tapi , aku lebih banyak berpikir mengenai Dian . Akankah Ibu bercerita mengenai dia jika aku tanyakan nanti ?
Sebelum aku tidur Elson menelepon .
" Vi , lusa kita berangkat , yah . "
" Apa ???? Lusa ???? Kamu nggak salah ? "
" Kenapa ? Kamu nggak bisa ? "
" Terlalu mendadak , kamu ini . Hmmmm ... "
" Kamu tidak sesibuk yang aku tau deh , Vi . Aku tau kamu bisa , hanya tidak siap saja . Bener kan ? "
Elson selalu tau sifat ku . " Oke lah , lusa . Oke nggak masalah . "
" Wah , Silvi sekarang sudah banyak perubahan yah . Oh ya ! Kita hanya bertiga , teman ku tidak jadi membawa pacarnya . "
" Kenapa pacarnya ? Mereka marahan ? "
" Enggak , biasalah . Temen aku rada playboy . Hahaaa , Yan memang selalu seperti itu . "
" Yan ? "
" Ya ? Oh , iya nama panggilan teman ku . Eh , Vi .. Aku harus pergi dulu , sekarang aku masih di pesta . Bye . "
Silvi terlihat senang dan juga bingung .
Apakah dia Yan yang barusan aku jumpai ?
********************************************************************************
KLIK --> PART 4
0 Comments