Entah mengapa aku begitu menantikan hari ini .
Aku dan Elson berangkat bersama dan kita akan berjumpa dengan temannya di airport .
" Hey , kita sudah di airport , nih . Loe dimana ? " Elson menelepon temannya ketika kita sedang mengantri untuk check-in sambil memperhatikan sekeliling nya . Elson mulai melambai , dan aku mengikuti pandangan Elson . Lalu....
" Kamu ?! " Yan menunjuk dan terlihat terkejut sambil menurunkan kacamata hitamnya .
" Kalian .... saling kenal ? "
" Dia pacar loe ? " Yan mengunyah permen karetnya sambil tersenyum sinis .
" Bukan , lah . Dia sahabat gw . Loe belum check-in kan ? Sini passport loe . " Giliran check-in sudah dekat , tak lama Elson mendapat gilirannya . Dengan cepat dia memberikan 3 passport sekaligus .
Yan memperhatikan Silvi dari atas hingga ke kebawah . Silvi merasa tidak nyaman berdiri disampingnya .
" Nggak nyangka kita jumpa lagi . " Silvi hanya tersenyum " Nggak usah merasa uncomfort sama aku , yang lalu sudah lewat . Oke ? "
Yan mendadak berubah dari sikapnya disaat kita berjumpa pertama kali . Dimana tatapannya terlihat liar dan sikapnya yang kasar .
Elson membereskan passport dan boarding pass kami , lalu mulai memberi isyarat untuk keluar dari area counter check-in .
" Masih ada waktu satu setengah jam , kalian mau sarapan dulu ? " Elson memberi boarding pass kami masing-masing dan juga passport . " Aku ke toilet dulu . Son , tolong koper gw . " Elson membantu menjaga kopernya .
" Son , kalian udah kenal lama ? "
" Yap , teman semasa kuliah . Dia ada kerja sama sama perusahaan gw . Kenapa ? Kalian bisa kenal darimana ? "
" Loe suka sama dia ? " Yan terlihat serius ketika menanyakan pertanyaan ini . " Yan , loe serius banget . Emank kenapa ? Loe mau sambet dia juga ? "
" Loe masih ingat cewek yang gw ceritain ? "
Elson mencoba untuk mengingat , " Si mabuk ? Yang nyium elo itu ? "
" Dia sepertinya menarik " balas Yan .
Elson tampak kecewa dan mulai terdiam . Silvi terlihat barusan membereskan dandannya , Elson tersenyum khawatir .
Satu jam setelah sarapan informasi mengenai nomor penerbangan pun mulai disiarkan . Mereka segera mengantri untuk masuk ke dalam pesawat . Tak lama antrian pun mulai berkurang dan akhirnya mereka masuk lalu mencari nomor tempat duduk masing-masing . Nomor urut tempat duduk mereka bersebelahan . Silvi memilih untuk duduk didekat kaca . Sebelum Elson mulai duduk disebelahnya , Yan memberi isyarat kepada Elson agar dia dapat duduk disebelah Silvi .
Silvi tidak merasa terganggu , hanya saja Elson dan dia saling menatap mata dan tersenyum kecut .
Tak ada yang mulai mengobrol , Silvi pun sibuk melihat keluar jendela melihat pemandangan yang tak pasti .
Yan sendiri mulai memainkan hp nya , sedangkan Elson hanya memperhatikan penumpang lainnya yang sibuk menaikkan koper ke bagasi atas.
Disaat penerbangan mulai lepas landas , Yan mulai mematikan hp nya dan mempererat sabuk pengaman .
Dia terlihat tegang , Silvi memperhatikannya , " Kamu...takut ? " Yan hanya tersenyum paksa .
Ketika pesawat mulai berlari kencang , Yan tanpa sadar menggengam erat tangan Silvi . Setelah pesawat terasa telah terbang naik ke udara , Yan mulai merenggangkan genggaman lalu melepaskannya . Silvi pun terlihat menarik nafas lalu menghela nafas lega .
Aku lebih memilih untuk diam dan tidak banyak berbicara . Tak heran begitu banyak wanita mendambakan dia . Badannya tegap dan memiliki otot-otot yang terbentuk dengan bagus . Walau tidak sekekar binaragawan tapi dia mirip seperti aktor berkelas . Warna bola matanya yang coklat dan bibirnya yang terlihat tebal pada bagian bawah cukup mempesona ketika berbicara dengannya . Tingginya seimbang dengan Elson , apa mereka seumuran ? Sepertinya tidak , Yan terlihat lebih muda . Elson lebih maskulin ketimbang Yan yang terlihat lebih casual dari cara berpakaiannya .
Elson memiliki wajah yang lebih dewasa dan bawaannya terlihat wibawa . Sedangkan Yan , tidak diragukan lagi kalau dia seorang playboy .
Kurang lebih 1 jam lebih 15 menit kami pun tiba di Changi Airport Singapore . Yan juga terlihat tegang ketika pesawat hendak mendarat . Sepertinya dia memiliki trauma naik pesawat .
Walau begitu Yan sudah lama tinggal di Singapore , dia lah yang menjadi guide kami . Kami menuju ke hotel sebelum mulai berkeliling . Sejauh ini aku belum pernah berlibur kemanapun . Sekalipun di dalam negeri . Inilah yang pertama kalinya .
Yan membawa kami berkeliling di Orchard dan menghampiri berbagai toko pakaian merek ternama . Aku termasuk wanita yang senang berbelanja , jadi ini merupakan momen paling tepat untuk rileksasi dan memanjakan diri .
Tidak ada momen yang spesial 2hari pertama , kami bertiga bersenang-senang layaknya sudah kenal dekat dan lama . Yan memiliki sifat yang lebih terbuka dan terus terang , dia juga lebih humoris ketimbang Elson . Kedekatan aku dan Yan akhirnya semakin terasa , hingga akhirnya....
Jam tangan Silvi menunjukkan tepat pukul 11 malam ketika dia memutuskan menikmati pemandangan malam Singapore dengan berendam di kolam renang sebelum kembali besoknya . Sambil menenguk secangkir jus jeruk dan mendambakan pemandangan malam yang indah . Yan menghampirinya secara perlahan . Silvi masih tidak menyadari kedatangannya . Yan memberi dentingan lembut dengan gelasnya yang berisi anggur dan Silvi pun menyadari kedatangannya .
" Apa yang sedang kamu pikirkan ? " tanya Yan.
Silvi menghirup nafas panjang dan terlihat puas ketika membuangnya , " Baru kali ini aku menikmati hari liburan . "
Yan menatapnya tajam , " Seperti biasa , kalau ada hari libur pun aku selalu berangkat ke kantor dan menyelesaikan pekerjaanku . Kadang-kadang saja jika sedang ada masalah atau merasa penat , aku memilih untuk berbelanja . " lanjut Silvi .
" Kamu bekerja sebagai DJ sudah lama ? " tanya Silvi .
Yan menenguk minumannya lalu membalas , " Yah , lumayan . Sudah 5tahun lebih , tapi belum juga terkenal . Tidak semudah itu membangun karir di bidang musik . "
Suasana kembali hening , Yan sepertinya juga suka menikmati pemandangan malam seperti ini .
" Sepertinya lebih baik aku kembali ke kamar , sudah terlalu malam untuk mandi . " Silvi mulai berjalan berat karena berada didalam air , tapi Yan mengehentikannya dengan mengenggam lengan Silvi . Silvi terdiam karena terkejut dan menatap Yan dengan heran . Yan mendekat perlahan , " Kamu ingat bagaimana cara kamu menciumku ? "
********************************************************************************
Elson sibuk menelepon Silvi . " Dimana mereka berdua . " Sambil terus menghubungi Silvi . Karena tidak ada jawaban , dia pun mencoba untuk menelpon Elson . Tapi berakhir dengan nada voicemail . Tak ada pilihan lain , Elson mencoba untuk menuju ke arena kolam renang . Pelan-pelan dia berjalan memeriksa dari setiap sudut dan terhenti ketika dia melihat Yan dan Silvi saling bertatapan .
********************************************************************************
" Kamu ?! " Yan menunjuk dan terlihat terkejut sambil menurunkan kacamata hitamnya .
" Kalian .... saling kenal ? "
" Dia pacar loe ? " Yan mengunyah permen karetnya sambil tersenyum sinis .
" Bukan , lah . Dia sahabat gw . Loe belum check-in kan ? Sini passport loe . " Giliran check-in sudah dekat , tak lama Elson mendapat gilirannya . Dengan cepat dia memberikan 3 passport sekaligus .
Yan memperhatikan Silvi dari atas hingga ke kebawah . Silvi merasa tidak nyaman berdiri disampingnya .
" Nggak nyangka kita jumpa lagi . " Silvi hanya tersenyum " Nggak usah merasa uncomfort sama aku , yang lalu sudah lewat . Oke ? "
Yan mendadak berubah dari sikapnya disaat kita berjumpa pertama kali . Dimana tatapannya terlihat liar dan sikapnya yang kasar .
Elson membereskan passport dan boarding pass kami , lalu mulai memberi isyarat untuk keluar dari area counter check-in .
" Masih ada waktu satu setengah jam , kalian mau sarapan dulu ? " Elson memberi boarding pass kami masing-masing dan juga passport . " Aku ke toilet dulu . Son , tolong koper gw . " Elson membantu menjaga kopernya .
" Son , kalian udah kenal lama ? "
" Yap , teman semasa kuliah . Dia ada kerja sama sama perusahaan gw . Kenapa ? Kalian bisa kenal darimana ? "
" Loe suka sama dia ? " Yan terlihat serius ketika menanyakan pertanyaan ini . " Yan , loe serius banget . Emank kenapa ? Loe mau sambet dia juga ? "
" Loe masih ingat cewek yang gw ceritain ? "
Elson mencoba untuk mengingat , " Si mabuk ? Yang nyium elo itu ? "
" Dia sepertinya menarik " balas Yan .
Elson tampak kecewa dan mulai terdiam . Silvi terlihat barusan membereskan dandannya , Elson tersenyum khawatir .
Satu jam setelah sarapan informasi mengenai nomor penerbangan pun mulai disiarkan . Mereka segera mengantri untuk masuk ke dalam pesawat . Tak lama antrian pun mulai berkurang dan akhirnya mereka masuk lalu mencari nomor tempat duduk masing-masing . Nomor urut tempat duduk mereka bersebelahan . Silvi memilih untuk duduk didekat kaca . Sebelum Elson mulai duduk disebelahnya , Yan memberi isyarat kepada Elson agar dia dapat duduk disebelah Silvi .
Silvi tidak merasa terganggu , hanya saja Elson dan dia saling menatap mata dan tersenyum kecut .
Tak ada yang mulai mengobrol , Silvi pun sibuk melihat keluar jendela melihat pemandangan yang tak pasti .
Yan sendiri mulai memainkan hp nya , sedangkan Elson hanya memperhatikan penumpang lainnya yang sibuk menaikkan koper ke bagasi atas.
Disaat penerbangan mulai lepas landas , Yan mulai mematikan hp nya dan mempererat sabuk pengaman .
Dia terlihat tegang , Silvi memperhatikannya , " Kamu...takut ? " Yan hanya tersenyum paksa .
Ketika pesawat mulai berlari kencang , Yan tanpa sadar menggengam erat tangan Silvi . Setelah pesawat terasa telah terbang naik ke udara , Yan mulai merenggangkan genggaman lalu melepaskannya . Silvi pun terlihat menarik nafas lalu menghela nafas lega .
Aku lebih memilih untuk diam dan tidak banyak berbicara . Tak heran begitu banyak wanita mendambakan dia . Badannya tegap dan memiliki otot-otot yang terbentuk dengan bagus . Walau tidak sekekar binaragawan tapi dia mirip seperti aktor berkelas . Warna bola matanya yang coklat dan bibirnya yang terlihat tebal pada bagian bawah cukup mempesona ketika berbicara dengannya . Tingginya seimbang dengan Elson , apa mereka seumuran ? Sepertinya tidak , Yan terlihat lebih muda . Elson lebih maskulin ketimbang Yan yang terlihat lebih casual dari cara berpakaiannya .
Elson memiliki wajah yang lebih dewasa dan bawaannya terlihat wibawa . Sedangkan Yan , tidak diragukan lagi kalau dia seorang playboy .
Kurang lebih 1 jam lebih 15 menit kami pun tiba di Changi Airport Singapore . Yan juga terlihat tegang ketika pesawat hendak mendarat . Sepertinya dia memiliki trauma naik pesawat .
Walau begitu Yan sudah lama tinggal di Singapore , dia lah yang menjadi guide kami . Kami menuju ke hotel sebelum mulai berkeliling . Sejauh ini aku belum pernah berlibur kemanapun . Sekalipun di dalam negeri . Inilah yang pertama kalinya .
Yan membawa kami berkeliling di Orchard dan menghampiri berbagai toko pakaian merek ternama . Aku termasuk wanita yang senang berbelanja , jadi ini merupakan momen paling tepat untuk rileksasi dan memanjakan diri .
Tidak ada momen yang spesial 2hari pertama , kami bertiga bersenang-senang layaknya sudah kenal dekat dan lama . Yan memiliki sifat yang lebih terbuka dan terus terang , dia juga lebih humoris ketimbang Elson . Kedekatan aku dan Yan akhirnya semakin terasa , hingga akhirnya....
Jam tangan Silvi menunjukkan tepat pukul 11 malam ketika dia memutuskan menikmati pemandangan malam Singapore dengan berendam di kolam renang sebelum kembali besoknya . Sambil menenguk secangkir jus jeruk dan mendambakan pemandangan malam yang indah . Yan menghampirinya secara perlahan . Silvi masih tidak menyadari kedatangannya . Yan memberi dentingan lembut dengan gelasnya yang berisi anggur dan Silvi pun menyadari kedatangannya .
" Apa yang sedang kamu pikirkan ? " tanya Yan.
Silvi menghirup nafas panjang dan terlihat puas ketika membuangnya , " Baru kali ini aku menikmati hari liburan . "
Yan menatapnya tajam , " Seperti biasa , kalau ada hari libur pun aku selalu berangkat ke kantor dan menyelesaikan pekerjaanku . Kadang-kadang saja jika sedang ada masalah atau merasa penat , aku memilih untuk berbelanja . " lanjut Silvi .
" Kamu bekerja sebagai DJ sudah lama ? " tanya Silvi .
Yan menenguk minumannya lalu membalas , " Yah , lumayan . Sudah 5tahun lebih , tapi belum juga terkenal . Tidak semudah itu membangun karir di bidang musik . "
Suasana kembali hening , Yan sepertinya juga suka menikmati pemandangan malam seperti ini .
" Sepertinya lebih baik aku kembali ke kamar , sudah terlalu malam untuk mandi . " Silvi mulai berjalan berat karena berada didalam air , tapi Yan mengehentikannya dengan mengenggam lengan Silvi . Silvi terdiam karena terkejut dan menatap Yan dengan heran . Yan mendekat perlahan , " Kamu ingat bagaimana cara kamu menciumku ? "
********************************************************************************
Elson sibuk menelepon Silvi . " Dimana mereka berdua . " Sambil terus menghubungi Silvi . Karena tidak ada jawaban , dia pun mencoba untuk menelpon Elson . Tapi berakhir dengan nada voicemail . Tak ada pilihan lain , Elson mencoba untuk menuju ke arena kolam renang . Pelan-pelan dia berjalan memeriksa dari setiap sudut dan terhenti ketika dia melihat Yan dan Silvi saling bertatapan .
********************************************************************************
0 Comments