" Hi " sapa Elson lembut sambil tersenyum lalu mengambil tempat duduk dihadapanku . Suasana di perpustakaan terasa sangat mencekam , jadi kami tidak bisa berbicara leluasa . Elson mulai menulis sesuatu di atas memo nya lalu menunjukkannya kepadaku .
" Selesai dari kampus , ada waktu ? "
Silvi menulis tepat dibawahnya , " Aku selesai jam 4 dan tidak ada rencana kemana-mana . "
Elson terlihat senang membaca nya , " Ada yang ingin aku tunjukkan ke kamu . " balas Elson .
" Baiklah , aku tunggu di tempat biasa . " Silvi memberi senyuman manisnya sebelum Elson beranjak pergi .
Tepat jam 4 Elson terlihat tidak sabaran menunggu Silvi di tempat biasa mereka berdua menghabiskan waktu untuk belajar bersama dan mengobrol . Sayangnya Silvi telat hampir setengah jam .
" Hei , sudah lama nungguin ya ? " Walau begitu Elson tidak mudah terpengaruh dengan ketelambatannya , Silvi selalu memiliki alasan yang tepat jika telat dengan janji nya .
" Nggak kok . "
" Okay , apa yang mau kamu tunjukkan ? "
Elson mengambil sesuatu dari tas nya , dan memperlihatkan benda mungil itu kepada Silvi . Sebelum Elson mulai melakukan aksinya , " Wait ! Wait ! Itu isinya cincin ? "
" Ya , cincin . Dan aku... "
" Son , kita bahkan belum berpacaran . Aku juga belum pernah mendengar kamu menyatakan cinta ke aku . Dan sekarang kamu mau melamar aku ? "
" Vi , apakah ini tandanya kamu menolak ? "
" Aku nggak mau nyakitin kamu son . Tapi iya , aku menolak . Aku senang bisa bersahabat sama kamu , tapi aku nggak meminta lebih . "
Elson terlihat kecewa , bukan karena Silvi yang tidak mengetahui perasaannya tapi dengan diri dia sendiri yang terlalu cepat mengambil langkah dan kesimpulan .
Silvi meninggalkan Elson tanpa memberi kabar hingga bertemu kembali dihari kelulusan mereka .
***********************************************************************************
Semuanya berakhir , liburan sudah berakhir . Sampai detik ini aku masih belum berani berkomunikasi dengan Elson . Setelah dia melihat kejadian disaat aku dan Yan berciuman , Elson memilih untuk tidak bertanya dan berpura-pura seperti tidak mengetahuinya .
Aku masih tidak yakin dengan perasaanku terhadap Yan . Dia memiliki jati diri yang tersembunyi .
Yan memanggil ... layar telepon genggam Silvi bergetar .
" Halo "
" Vi , sudah pulang kerja ? "
" Belum . Ada apa Yan ? "
" Mau dijemput ? "
" Aku rasa tidak perlu , aku juga belum pasti pulang jam berapa . Sepertinya bakalan lembur . "
Yan sempat terdiam , Silvi sendiri menunggu apa yang ingin Yan bicarakan " Kita masih belum menyelesaikan apa yang sudah kita mulai , Vi . Elson dan aku juga belum sempat bertemu setelah liburan . Dan aku , ... aku merasa digantungin sama kamu . "
" Aku rasa tidak ada yang harus diselesaikan Yan . "
" Kamu tidak ada perasaan apa-apa ke aku ? "
" Aku butuh waktu . "
" Baiklah . "
Aku tidak suka berada diposisi seperti ini . Elson tidak hanya menghindari aku , tapi juga Yan . Memilih bukan lah hal yang tepat untuk ku saat ini . Aku tidak mau lagi kehilangan siapapun .
Silvi mencoba untuk menelepon Elson tapi selalu tidak ada jawaban . Kegelisahannya membuatnya memutuskan untuk segera bertemu dengannya secara empat mata .
*********************************************************************************
Elson menikmati segelas wine sambil menikmati pemandangan malam di balkon apartemennya .
Bunyi bel membuatnya terhenti dari kesendiriannya yang sudah larut lebih dari satu jam .
Dia meletakkan gelas winenya di meja bar nya , dan segera membuka pintu .
" Silvi .. ? "
" Kenapa kamu tidak mengabari ku ? "
Elson tidak sanggup menjawab apa-apa , dan hanya mempersilahkan Silvi masuk .
Silvi baru pertama kali masuk ke apartemennya . Elson sering mengundangnya , tapi Silvi menolak .
" Aku .. " Mereka bersama-sama memulai pembicaraan .
" Kamu duluan , vi . "
" Aku tidak mengerti , kenapa kamu menghindari aku . "
" Haruskah aku jelaskan ? "
Silvi terlihat gugup , dia tidak pernah berada di posisi seperti ini sebelumnya , " Aku ... "
Elson perlahan mendekatinya , " Kamu tau persis apa yang membuat aku menghindari kamu . "
Silvi merunduk dan menghela nafas , Elson perlahan semakin mendekatinya , " Aku tidak sanggup melihat kalian berdua .... "
" Maaf , Aku ... "
Elson menaikkan dagu Silvi dengan lembut dan berkata , " Kenapa kamu datang kemari jika kamu tidak memiliki perasaan terhadap ku ? "
Silvi hanya bisa menatap matanya dan mulai sadar bahwa apa yang ditanyakan Elson tidak sepenuhnya salah , dia tidak bisa menghindar dari jawaban ' tidak '
Silvi mundur , " Sebaiknya aku pulang . "
Elson mengerti dia sepenuhnya dan membiarkannya untuk berpikir lebih jauh .
*********************************************************************************
0 Comments