Sinar pagi, menerangi kamarku yang tadinya gelap.
Aku terbangun karena suara Hp-ku yang berdering, mungkin lebih dari 5x.
Terpaksa aku mengangkatnya, dengan nada lemas, " Hal..lo.. "
" Novi! Sudah kuduga, kamu pasti belum bangun. "
" Ha... " Menguap adalah hal yang wajar,kan?
" Novi! Bangun! Lebih baik kamu segera mandi, lalu bersiap2. Kamu ingat, kan hari ini kamu punya jadwal penting! "
" Jadwal penting apa? " Sambil mengucek2 mata kananku, lalu mencari2 jam di dinding yang mungkin bisa membantu aku untuk tidak bermalas2an lagi.
" Hari ini, hari peresmian cafe kamu. Aku menunggu kedatanganmu dari tadi pagi. Untung saja, ada aku yang mengatur semuanya. Lebih baik kamu segera datang ke sini. "
Telepon langsung tertutup begitu saja.
Aku lupa. Hari ini, hari peresmian cafe impianku.., dan juga 'dia'
Aku tidak begitu terburu2 karena suasana hati-ku masih belum pudar..,
tidak seharusnya aku seperti ini.
Melihat jarum jam yang mengarah ke jam makan siang, aku semakin malas untuk mandi. Dengan terpaksa aku mengambil handuk, lalu segera mandi.
Di perjalanan menuju cafe, terasa hambar. Aku merindukannya hanya dalam sekejap. Masalah ini, takkan terselesaikan.
Sesampainya di cafe.
" NOVI!! ayo, cepat. Kami daritadi sudah menunggu kamu. Orang2 sudah mulai berdatangan. "
Syin salah satu orang terpercayaku, dia juga menjabat sebagai manajer ku, serta sahabat terbaikku. Hobi-nya memarahiku.
" Iya, Syin.., aku hanya masih.. "
" Tidak ada waktu untuk bermalas2an. Aku tahu apa yang terjadi semalam. Roelan menelponku, tapi itu bukan berarti, hari ini juga dikacaukan karenanya! OK! "
Aku mengangguk, tersenyum. Dia begitu perhatian. Tak salah aku menilainya, tak salah aku menganggapnya sebagai sahabat terbaikku.
Dengan wajah yang lemas, dan juga sedikit muram, terpaksa menyambut para tamu.
Karangan bunga terpampang di sisi jalanan dan beberapa di dekat parkiran.
Sekitar setengah jam, menyambut para tamu, dan menikmati acara pembukaan, tiba2 hp-ku bergetar.
" Halo? " Roelan menelpon, mungkin ucapan selamat.
" Selamat yah, atas peresmian cafe-mu. Aku turut berbangga, akhirnya yang kamu impikan bisa terwujud. "
" Haha., terima kasih banyak. "
" Ngomong2 malam ini, kamu ada acara? "
" Hah? Kenapa? Masih ingin menemani ku lagi, setelah kejadian semalam? Aku rasa sudah cukup, semalaman aku membiarkanmu, mendengarkan isakan bodoh-ku. "
" Tidak masalah. By the way, kamu sudah menerima karangan bunga dari-ku? "
Aku terdiam sejenak, lalu beranjak keluar cafe, mencari2 karangan bunga yang tertulis atas namanya.
" Yah., sepertinya, ... " Tak terlihat, tapi tiba2 sebuah mobil pengangkut, datang lalu menurunkan sebuah karangan bunga yang sedikit megah di bandingkan yang lainya, tertulis atas nama Roelan.
" Belum sampai? " Roelan terlihat kesal.
" Oh, saat yang tepat, baru saja sampai. Aku melihatnya. Karangan bungan ini sedikit unik. Terima kasih lagi. "
Nada panjang terngiang tiba2. Mungkin terputus. Sangat sulit menjangkau sinyal dari negara sana ke sini. Sejenak aku memperhatikan karangan bunga pemberian Roelan. Tanpa berpikir panjang, aku memutuskan untuk berbalik ke cafe.
Langkah-ku terhenti.
" ROELAN! Bagaimana.....? "
" Yah., seperti yang kamu lihat. Aku baik2 saja. "
" Kamu, pulang karena urusan bisnis? kenapa tidak bilang? "
" Berniat. Tapi, aku kurung kembali. Aku ingin memberikan surprise. "
" Haha, yah... Surprise banget. ^^ "
Aku memeluknya sejenak. Merasakan kehangatan seorang lelaki kembali setelah yang terjadi.
Roelan selalu ada di saat aku membutuhkannya.
0 Comments